KALURAHAN SENTOLO (19/7/2024)- Jamasan diartikan sebagai kegiatan memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat, serta memelihara barang-barang peninggalan sejarah yang dianggap sebagai karya seni budaya nan adiluhung yang diwariskan dari pada leluhur kepada generasi-generasi selanjutnya. Sedangkan Tosan Aji diartikan sebagai senjata tradisional yang terbuat dari besi dan kerap kali dianggap sebagai sebuah pusaka tradisional, salah satu contoh Tosan Aji adalah keris yang dinilai masyarakat sebagai warisan budaya dengan nilai historis tinggi. Masyarakat Jawa menganggap bahwa Tosan Aji sebagai simbol keberanian, kebangsawanan, dan kebijaksanaan. Sementara Gangsa adalah sebuah instrumen musik yang tergabung dalam sebuah gamelan dimana bilahnya terbuat dari perunggu. Oleh karena itu, Jamasan Tosan Aji dan Jamasan Gangsa adalah tradisi turun menurun dengan merawat dan memandikan barang-barang bersejarah dengan ritual-ritual khusus dan biasanya dilakukan setiap tahun pada bulan Suro.
Tradisi Jamasan Tosan Aji dan Jamasan Gangsa dilakukan sebagai wujud penghargaan dan pelestarian pusaka-pusaka yang diturunkan dari leluhur terdahulu. Dengan dilakukan jamasan ini diharapkan warisan yang bernilai historis ini dapat terus terjaga keadaannya sampai waktu yang panjang. Umumnya, jamasan yang dilakukan setidaknya memiliki 2 (dua) aspek yaitu aspek teknis dan aspek spritual. Aspek teknis bertujuan untuk merawat dan menjaga karya seni yang bersejarah, sedangkan aspek spritual merupakan bentuk perwujudan sikap manusia khususnya masyarakat Jawa dalam menyambut datangnya tahun baru Jawa.
Sebelum dilaksanakan kegiatan Jamasan Tosan Aji dan Gangsa diperlukan bahan-bahan untuk melakukan jamasan, adapun bahan atau hal yang diperlukan antara lain; minyak jamasan pusaka, air, jeruk nipis, air dupa, bunga tujuh rupa, dan lain sebagainya. Tata cara jamasan juga diawali oleh ritual khusus dan dilanjutkan dengan Doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar proses jamasan dapat berjalan lancar. Dibalik kegiatan jamasan ini, pada dasarnya kegiatan ini memiliki filosofi yang mendalam bagi kehidupan bermasyarakat, yakni sebagai perwujudan bahwa manusia siap kembali lagi di kondisi bersih dari dosa dan kesalahan yang dilakukan. Maka dari itu, harapannya kegiatan Jamasan Tosan Aji dan Jamasan Gangsa dapat dilakukan secara terus menerus sehingga generasi selanjutnya dapat mengenal adat dan budaya yang dimiliki.
Pada kesempatan ini dihadari oleh:
- Lurah Sentolo;
- Pamong Kalurahan Sentolo;
- BPKal Sentolo;
- Bhabinkamtibmas Kalurahan Sentolo;
- Pendamping Budaya Kalurahan Sentolo;
- Pengurus Kalurahan Budaya Kalurahan Sentolo;
- dan lain sebagainya.